DEFINISI

RFID kepanjangan dari Radio Frequency Identification merupakan salah satu sistem indentifikasi yang memanfaatkan gelombang radio melalui medan elektromagnetik. RFID disebut juga sebagai salah satu metode identifikasi pengambilan data secara otomatis atau Automatic Identifcation and Data Capture (AIDC) [1]. 

Sistem RFID terdiri dari transponder, transmitter (pengirim) dan receiver (penerima).

  1. Transponder: merupakan kepanjangan dari transmitter responder atau dikenal sebagai RFID Tag yang bermakna sebuah perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.RFID Transponder / Tag terdiri dari chip  rangkaian sirkuit yang terintegrasi dan sebuah antena. Rangkaian elektronik dari RFID tag umumnya memiliki memori. Memori ini memungkinkan RFID tag mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Memori pada tag dibagi menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data Read Only, seperti ID number. Semua RFID tag mendapatkan ID number pada saat tag tersebut diproduksi. RFID Tag dapat dibaca dan ditulis (read and write).Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, seperti ID number, tanggal lahir, alamat, jabatan, dan data lain dari objek yang akan diidentifikasi. Banyaknya informasi yang dapat disimpan oleh RFID tag tergantung pada kapasitas memori nya. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh RFID tag maka rangkainnya akan semakin komplek dan ukurannya akan semakin besar.
    RFID tag dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Antena berfungsi untuk mentransmikan sinyal frekuensi radio antara RFID reader dengan RFID tag. Sedangkan dalam RFID tag dan RFID reader masing-masing memiliki antena internal sendiri karena RFID tag dan RFID reader merupakan transceiver (transmitter-receiver).

TransmitterReceiver Module MFRC-522

SEJARAH

Pada tahun 1945Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Gelombang suara menggetarkan sebuah diafragma (diaphragm) yang mengubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas, alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi RFID. Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.

Sebuah teknologi yang lebih mirip, IFF Transponder, ditemukan oleh Inggris pada tahun 1939, dan secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasikan pesawat tempur kawan atau lawan. Transponder semacam itu masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan.

Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196–1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa “…riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh.”

Paten Amerika Serikat nomor 3,713,148 atas nama Mario Cardullo pada tahun 1973 adalah nenek moyang pertama dari RFID modern; sebuah transponder radio pasif dengan memori ingatan. Alat pantulan tenaga pasif pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada Perusahaan Pelabuhan New York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai alat pembayaran bea.

Pada dasarnya, paten Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para investor pada tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di bidang transportasi (identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest [daftar barang] elektronik, pendata rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan), bidang perbankan (buku cek elektronik, kartu kredit elektronik), bidang keamanan (tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses) dan bidang kesehatan (identifikasi dan sejarah medis pasien).

Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos pada tahun 1973. Alat ini diperasikan pada gelombang 915 MHz dan menggunakan label yang berkapasitas 12 bit.

Paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton pada tahun 1983 (Paten Amerika Serikat nomor 4,384,288).

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN RFID

Teknologi nirkabel RFID telah memberikan manfaat besar bagi logistik, kontrol inventaris, dan industri ritel, tetapi itu tidak menjadikannya teknologi yang sempurna. Namun, jika dibandingkan dengan barcode dan sistem pemindaian manual lainnya, RFID memiliki beberapa keunggulan yang nyata, termasuk:

  • Memindai beberapa item secara bersamaan . Sistem RFID dapat memindai semua item yang masuk sekaligus, dibandingkan dengan pemindai optik yang hanya dapat menangani satu item dalam satu waktu.
  • Mengurangi biaya . Biaya telah turun secara dramatis untuk memproduksi tag RFID aktif dan pasif, yang membuatnya tersedia untuk digunakan dalam produk konsumen sekali pakai.
  • Kemampuan membaca dan menulis . Barcode hanya dapat ditulis dengan data satu kali, tetapi tag RFID dapat diperbarui sebanyak yang diperlukan untuk tag Kelas 2 ke atas.
  • Tidak ada masalah garis pandang . Tidak seperti pemindai optik, tidak ada persyaratan garis pandang saat memindai item. Hal ini membuat RFID ideal untuk lingkungan industri dengan efisiensi tinggi.

Kerugian dari RFID terbagi dalam dua kategori, masalah teknis yang terkait dengan implementasi RFID dan penggunaan keamanan/privasi.

  • RFID dapat terganggu . Seseorang yang menggunakan frekuensi yang tepat pada spektrum elektromagnetik berpotensi mengganggu sistem RFID. Anda juga dapat terus membaca tag RFID bertenaga baterai hingga mati.
  • Masalah tabrakan pembaca . Sistem perlu diatur dengan hati-hati untuk menghindari masalah tabrakan di mana banyak sinyal tumpang tindih. Ini telah ditingkatkan dengan protokol anti-tabrakan Gen-2 yang ditingkatkan.
  • Dapat dibaca pada jarak yang lebih jauh . Sebagian besar sistem RFID dirancang untuk bekerja pada jarak kecil. Namun, dengan antena gain tinggi, Anda dapat membaca tag dari jarak lebih dari seratus kaki tanpa diketahui siapa pun.
  • Dapat dibaca tanpa izin . Saat kami mulai menyematkan RFID di barang sehari-hari seperti pakaian dan produk konsumen, kami juga bergantung pada toko yang memindai setiap barang yang kami bawa untuk mencegah pencurian. Apakah ini masalah privasi, atau hanya biaya kenyamanan?

CARA KERJA

RFID tag ditempelkan atau dilekatkan pada suatu objek, yang umumnya berupa sebuah kartu. RFID tag ini yang akan dibaca data yang tersimpan di dalamnya oleh RFID reader. RFID reader akan memancarkan dan mengirimkan sinyal frekuensi radio, untuk disesuaikan oleh RFID tag. Ketika RFID tag dan RFID reader memiliki frekuensi gelombang yang sama, maka data dan informasi pada tag akan bisa dibaca oleh reader. Transmisi gelombang radio yang dilakukan menyebabkan kedua komponen –tag dan reader– ini berkomunikasi secara wireless atau tanpa penggunaan kabel, dengan hanya mendekatkan tag kepada reader-nya. Data yang telah dibaca tersebut akan dikirimkan ke sistem pusat identifikasi. Di luar dua komponen ini RFID juga membutuhkan sistem kontrol berupa komputer sebagai jembatan yang akan menghubungkan RFID ke sistem keseluruhan, agar bisa melakukan penyimpanan dan pemrosesan data yang terbaca ke suatu database untuk dilanjutkan dengan tugas lainnya dalam sistem tersebut, misalnya menampilkan data pada suatu LCD yang diintegrasikan dengan perangkat ini. Untuk itu sistem identifikasi dengan RFID dalam penerapannya juga diimplementasikan dengan perangkat lain hingga membentuk suatu sistem.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa RFID terdiri dari 3 bagian:

  1. Transponder atau tag yang mencakup semua informasi tentang suatu produk
  2. Antena pemindai berfungsi untuk menangkap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh Transponder / RFID Tag
  3. Modul pembaca yang menterjemahkan dan menafsirkan data pada tag.

Ketiga bagian ini masuk ke dalam proses dimana:

  1. Data pertama disimpan dalam tag RFID baik dalam format read-only atau read-write. Tag ini bertenaga baterai atau pasif.
  2. Ketika tag berada dalam jangkauan antena pemindai, energi elektromagnetik (EM) memicu tag untuk mulai mengirim data dalam bentuk gelombang radio.
  3. Gelombang radio ini ditangkap oleh antena dan dikirim ke pembaca yang menerjemahkan gelombang tersebut sebagai informasi digital.

JENIS

Jenis RFID digolongkan berdasarkan 3 bagian:

  1. Catu Daya
  2. Tipe Memori
  3. Frekuensi Radio

Mari kita bahas satu persatu.

Berdasarkan Catu Daya, Tag RFID dibagi menjadi 2:

  1. Tag aktif ditenagai oleh baterai dan dengan demikian dapat dibaca pada jarak yang lebih jauh dari pembaca RFID, hingga ratusan meter. Tag ini dapat dibaca (Read) dan ditulis (Write). Baterai yang terdapat di dalam tag ini digunakan untuk memancarkan gelombang radio kepada reader sehingga reader dapat membaca data yang terdapat pada tag ini. Dengan adanya internal bateraitag ini dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh dan reader hanya membutuhkan daya yang kecil untuk membaca tag ini. Kelemahan dari tipe tag ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar.

    Kelebihan dan Kekurangan
    • Dapat dibaca dari jarak jauh
    • Biasanya termasuk sensor tambahan
    • Kemampuan bandwidth yang lebih tinggi
    • Kemampuan jaringan otonom
    • Dapat melakukan self-diagnostik
    • Masa pakai terbatas karena baterai
    • Lebih mahal untuk diproduksi
    • Jejak yang lebih besar
    • Biaya perawatan yang lebih tinggi
    • Baterai padam dapat menyebabkan salah membaca data
  2. Tag RFID pasif tidak memiliki sumber baterai dan mengandalkan kopling elektromagnetik antena untuk dayanya. Ini membuat mereka memiliki jarak baca yang lebih pendek hingga 20 kaki. Namun, karena mereka memiliki lebih sedikit komponen di sirkuit mereka, mereka juga lebih murah untuk diproduksi dan sekali pakai. Ini adalah jenis tag yang akan Anda temukan di produk tingkat konsumen.
    Kelebihan dan Kekurangan
    • Umur panjang, 20+ tahun
    • Lebih murah untuk diproduksi
    • Jejak lebih kecil
    • Hanya dapat dibaca pada jarak pendek
    • Fungsionalitas dasar, tanpa sensor tambahan
    • Tag tetap dapat dibaca oleh pembaca RFID mana pun

Tabel Perbedaan Transponder / RFID Tag sbb:

Kelas tag RFID berkisar dari Kelas 0 hingga Kelas 5 dan menentukan fungsionalitas yang tersedia. Detail kelas meliputi:


Kelas      
Kegunaan
Kelas 0UHFI read-only, tag pasif terprogram
Kelas 1UHF atau HF, bisa ditulis sekali, dibaca berkali-kali (WORM)
Kelas 2Tag baca-tulis pasif yang dapat ditulis kapan saja
Kelas 3Tag baca-tulis pasif atau aktif dengan sensor tambahan untuk merekam suhu, tekanan, dan gerakan.
Kelas 4Tag baca-tulis aktif dengan pemancar terintegrasi yang dapat berkomunikasi dengan tag dan pembaca lain.
Kelas 5Tag baca-tulis aktif yang dapat memberi daya pada tag lain dan berkomunikasi dengan perangkat eksternal selain pembaca.

Berdasarkan Tipe Memori yang dimiliki dibagi 2:

  1. Read atau Write (Baca atau Tulis)  | RFID tag baca/tulis secara tidak langsung sama seperti namanya, memorinya dapat dibaca dan ditulis secara berulang-ulang. Data yang dimilikinya bersifat dinamis.
  2. Read only (hanya baca) | RFID tag ini memiliki memori yang hanya diprogram pada saat tag ini dibuat dan setelah itu datanya tidak bisa diubah sama sekali. Data bersifat statis. Frekuensi kerja RFID adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi wireless antara RFID reader dengan tag RFID. Pemilihan frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena. Untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasifTag pasif tidak dapat mentransmisikan data pada jarak relatif jauh, karena keterbatasan daya yang diperoleh dari medan yang dihasilkan akibat interaksi antara koil antena dalam tag dengan gelombang radio yang dihasilkan oleh RFID reader. Untuk frekuensi tinggi digunakan tag aktif. Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan RFID reader dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada.

Berdasarkan Frekuensi Radio:

  1. Low frequency tag (125kHz – 134 kHz)
  2. High frequency tag (13.56 MHz)
  3. Ultra high frequency tag (868MHz – 956 MHz)
  4. Microwave tag (2.45 GHz)

KELEBIHAN RFID

  1. Tidak dipengaruhi pandangan (line of sight)
  2. RFID tags bisa di rewrite dan dipakai kembali
  3. RFID tags tahan terhadap factor lingkungan (cuaca, panas, bantingan,dll)
  4. Data di dalam RFID tag sudah ter-ecnrypted dan bisa di-lock untuk pengamanan extra
  5. Data yang disimpan lebih banyak dibanding teknologi identifikasi lainnya
  6. RFID Reader bisa membaca ratusan tag dalam 1 detik
  7. RFID tag juga bisa diprint seperti barcode
  8. Sistem RFID bisa diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada
  9. RFID dapat lebih banyak menampung data daripada alat lain.
  10. Data yang didapat akan tersimpan secara otomatis
  11. Ukuran RFID kecil sehingga bisa ditanam diberbagai macam barang.
  12. RFID sangat mudah digunakan karena memiliki desain yang fleksibel.
  13. Mudah memindai informasi karena bentuk dan bidang objek tidak akan mempengaruhi pembacaan data.
  14. Cepat dalam memindai data.

KARTU RFID

  1. Kartu MIFARE
    Sejenis kartu semi konduktor yang sering digunakan untuk public transportation, parking, ID card, sistem absensi, tiket, kartu kredit, kartu toll, dan masih banyak aplikasi lainya. Frekuensi yang umum digunakan pada kartu dan alat pembacanya (card reader) adalah 13.56 MHz.
  2. Kartu EM
    EM card secara umum sering disebut juga kartu proximity akan tetapi secara umum karakteristik dasar kartu ini tidak memiliki memory untuk menyimpan data seperti kartu mifare. Kartu EM banyak digunakan dalam akses control system dimana dengan karakteristik dasar kartu EM yaitu frekuensi yang unik maka sangat memungkinkan untuk digunakan dalam security system.
  3. Kartu Proximity
    Kartu Proximity atau Prox Card adalah nama yang umum digunakan untuk contactless card yang digunakan untuk security acces system atau system pembayaran. Frekuensi yang umum digunakan pada kartu dan alat pembacanya (card reader) adalah 125 kHz atau yang generasi lebih baru bekerja pada frekuensi 13.56 MHz.
  4. Kartu Chip
    Kartu chip  adalah smart card yang memiliki karakteristik yaitu merupakan Integrated Circuit Card (ICC) atau secara kasat mata kita dapat melihat ada rangkaian circuit di lempengan metal yang biasanya berwarna keemasan atau silver. Selain itu kartu chip  juga memiliki memory yang mampu menampung data. Jenis kartu chip  ini saat ini digunakan secara besar-besaran untuk kartu kredit, bahan utama kartu chip  ini biasanya adalha PVC.
  5. Kartu Magnetik
    Kartu plastic PVC berwarna putih polos di sisi depan dan belakang, dan di sisi belakang ada tambahahan pita warna hitam dg ukuran (85,5 mm X 13mm). Pita warna hitam inilah yang disebut Magnetic StripeMagnetic stripe pada kartu pvc ini bisa dibaca dan ditulis (R/W).
  6. Kartu Chip
    Kartu jenis ini berbahan PVC, kartu ini punya ciri berupa kumpulan circuit pada lempengan metal yang warnanya emas dan silver. Kartu ini mempunyai sistem memori sebagai penampung data. Kartu ini banyak diaplikasikan untuk kartu kredit. Standar kartu ini ISO/IEC 7810. Kartu jenis ini memakai sistem pengaman cryptoprocessor, serta dapat melakukan komunikasi dengan alat pembaca serta penulis kartu.
  7. Kartu PVC
    Kartu putih polos dengan bahan PVC ini punya ukuran CR80 dengan ketebalan beragam mulai dari 10-30 mil. Kartu blank PVC dapat di cetak penuh warna pada kedua bagiannya menggunakan ID card Printer. Kartu ini dapat dikembangkan dengan berbagai tingkat keamanan. Kartu jenis ini banyak dibuat menjadi kartu ATM, kartu kredit, kartu npwp, dan masih banyak lagi.

RFID merupakan sistem identifikasi dengan frekuensi tertentu. RFID dapat dimanfaatkan untuk keperluan sebagai contoh kartu pelajar, kartu untuk parkir, kartu ATM, dan lainnya. Jenis dari kartu RFID ada beragam antara lain kartu PVC, kartu magnetic, kartu mifare, kartu chip, kartu proximity, kartu EM, dan lain sebagainya. Setiap kartu karakteristiknya berbeda-beda.

CARA kerja perpindahan data pada RFID Reader

Perpindahan data terjadi ketika sebuah tag didekatkan pada sebuah reader dikenal sebagai coupling. Perbedaan frekuensi yang digunakan oleh RFID tag aktif dengan RFID tag pasif menyebabkan perbedaan metode perpindahan data yang digunakan pada kedua tag tersebut. Perpindahan data pada RFID tag pasif menggunakan metode magnetik (inductive coupling). Sedangkan RFID tag aktif menggunakan metode backcatter couplingInductive coupling terjadi pada frekuensi rendah.

Ketika medan gelombang radio dari reader didekati oleh tag pasif, koil antena yang terdapat pada tag pasif ini akan membentuk suatu medan magnet. Medan magnet ini akan menginduksi suatu tegangan listrik yang memberi tenaga pada tag pasif. Pada saat yang sama akan terjadi suatu tegangan jatuh pada beban tag. Tegangan jatuh ini akan terbaca oleh reader. Perubahan tegangan jatuh ini berlaku sebagai amplitude modulasi untuk bit data. Ilustrasi untuk inductive coupling dapat di lihat pada gambar.

Backscatter coupling terjadi pada frekuensi tinggi. Sinyal radio frekuensi dipancarkan oleh reader (P1) dan diterima oleh tag dalam porsi kecil. Sinyal radio frekuensi ini akan memicu suatu tegangan yang akan digunakan oleh tag untuk mengaktif atau menon-aktifkan beban untuk melakukan modulasi sinyal data. Gelombang refleksi yang dipancarkan tag dimodulasi dengan gelombang data carrier (P2) Gelombang yang termodulasi ditangkap oleh reader. Ilustrasi untuk backscatter coupling.

Tingkat keakurasian RFID

Tingkat akurasi RFID didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan RFID reader melakukan identifikasi sebuah tag yang berada pada area kerjanya. Keberhasilan dari proses identifikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa batasan fisik, yaitu:

  1. Posisi antena pada RFID reader
  2. Karakteristik dari material lingkungan yang mencakup sistem RFID
  3. Batasan catu daya
  4. Frekuensi kerja sistem RFID

Alokasi pita frekuensi RFID

Ada total empat pita frekuensi RFID atau frekuensi RFID yang digunakan di seluruh dunia.

mfrc522

Tata Letak Memori 1K MIFARE Klasik

Representasi 3D dari Tata Letak Peta Memori 1K MIFARE Klasik

Gelombang Radio

Gelombang Radio atau disebut juga gelombag elektromagnetik dibuat melalui proses modulasi yang ada pada alat elektronik. Setelah di modulasi maka terjadilah sebuah radiasi elektromagnetik yang membuat arus bolakbalik (osciliate) kearah yang di tuju. Arus bolak-balik ini memiliki titik atas dan titik bawah, inilah yang kita namakan gelombang radio.

Ketika kita menelusuri lajur dari gelombang ini, dari titik atas sampai ke titik atas/ titik bawah sampai ke titik bawah berikutnya, ini kita namakan satu siklus gelombang. Lalu apa hubungannya dengan RFID ? Di artikel sebelumnya sudah di jelaskan bahwa RFID dibagi berdasarkan frekuensi yang digunakan, nah frekuensi disini adalah banyaknya siklus yang ditempuh dalam satu detik. Satuan frekuensi di namakan Hertz.

Jadi ketika melihat RFID tag memiliki tulisan 13.56 MHz artinya :
Frekuensi = 13.56 Mhz
Konstanta 1 Mhz = 1,000,000Hertz
Maka, Frekuensi 13.56 Mhz memiliki 13,560,000 siklus dalam 1 detik

Dalam Spektrum Elektromagnetik, ada tiga rentang frekuensi utama yang digunakan untuk komunikasi RFID – Frekuensi Rendah (LF), Frekuensi Tinggi (HF), dan Frekuensi Ultra Tinggi (UHF).

Low Frequency (LF)

Di Low Frequency sendiri secara global jaraknya adalah dari 30kHz-300kHz, tetapi pada penggunaan nyatanya banyak perangkat elektronik lain yang juga menggunakan frekuensi ini sehingga untuk penggunaan RFID dibatasi pada 125-134kHz. Panjang gelombang pada LF juga terbilang cukup unik (mencapai 2400 meter)sehingga dapat mempenetrasi metal dan air.

Meskipun panjang gelombangnya mencapai 2400 meter bukan berarti RFID yang bekerja pada frekuensi ini memiliki jarak baca yang panjang juga, kebalikannya LF memiliki jarak baca yang paling pendek dibandingkan HF dan UHF RFID. Jarak baca pada frekuensi LF adalah <50cm pada kondisi tidak ada hambatan sama sekali, hal ini dikarenakan cara modulasi pada frekuensi ini adalah menggunakan coupling magnet.

LF RFID tag rata-rata lebih mahal dari HF dan UHF, bervariasi dari Rp.5000–Rp.170000 tergantung dari spesifikasi dan kompleksitas pengerjaan tag. LF tag juga hanya menggunakan daya dari magnet coupling, yang artinya bisa lebih than lama tergantung pemakaian. Untuk kecepatan data transfer juga terbilang rendah.

  • Frekuensi Rendah / Low Frequency (LF)
    • Rentang Frekuensi Umum: 30 – 300 kHz
    • Rentang Frekuensi Utama: 125 – 134 kHz
    • Rentang Membaca: Kira-kira. – 10 Centimeter
    • Area Penerapan: Pelacakan Hewan, Kontrol Akses, Perpindahan Kendaraan, Aplikasi Cairan dan Logam Volume Tinggi
    • Keunggulan: Bekerja dengan baik di dekat Cairan & Logam
    • Kelemahan: Jangkauan Baca Sangat Pendek, Jumlah Memori Terbatas, Kecepatan Transmisi Data Rendah, Biaya Produksi Tinggi

Aplikasi penggunaan

Aplikasi dari LF tag sendiri didominasi oleh animal tracking karena LF RFID mempunyai karakteristik gelombang yang bisa menembus cairan. Selain itu juga di pakai di beberapa bidang seperti asset tracking untuk tabung gas, laundry, dan lain-lain.

High Frequency (HF)

Frekuensi HF mempunyai range antara 3MHz-30MHz. HF memiliki Panjang gelomban hingga 22 meter, gelombang ini juga mampu untuk menembus semua material kecuali carian (liquid) dan metal yang padat atau tebal. Metal tipis seperti alumunium masih bisa di tembus oleh gelombang adri HF.

Gelombang HF memiliki jarak baca dari 10 cm hingga 1 m, cukup untuk aplikasi pada keadaan yang membutuhkan jarak lebih. Jarak baca ini ditentukan dari desain system yang ada.

Nah, pada gelombang HF ini juga ada spesialnya, yaitu NFC (Near Field Communication). NFC adalah communication protocol yang telah di setujui oleh ISO atau International Organization of Standaritation (ISO 14443 & ISO 18000-3), karena NFC sudah dijadikan standar global maka rata-rata HF bekerja hanya pada 1 frekuensi yaitu 13.56MHz. Standarisasi ini menjadikan NFC semakin mudah di adaptasikan ke dalam banyak bidang.

HF dan NFC tag terbilang tidak mahal karena sudah mudah ditemui dan banyak di produksi. Tagnya biasanya berbentuk label, kartu, atau di bungkus dalam plastik.

  • Frekuensi Tinggi / High Frequency (HF)
    • Rentang Frekuensi Utama: 13,56 MHz
    • Jarak Baca: Jarak Dekat – 30 Centimeter
    • Area Penerapan: Kios DVD, Buku Perpustakaan, Kartu Identitas Pribadi, Chip Poker / Kasino, Aplikasi NFC
    • Keunggulan: Protokol Global NFC, Opsi Memori Lebih Besar, Standar Global
    • Kelemahan: Jangkauan Baca Pendek, Tingkat Transmisi Data Rendah

Aplikasi

Implementasi dan aplikasi dari HF dan NFC RFID telah banyak dilakukan oleh berbagai macam perusahaan untuk menyelesaikan maslah bisnis yang mereka punya. NFC biasanya di gunakan untuk tujuan marketing seperti poster interactive. Di Indonesia salah satu penggunaan NFC yang sering adalah pada pembayaran menggunakan kartu seperti e-toll, e-money, dan lain-lain.

Selain itu HF tag juga digunakan beberapa negara untuk e-paspor. Negara Amerika, Jepang, India, Australia, Norwegia, dan negara lainnya. Pada paspor menggunakan RFID tag yang khusus sehingga tingkat keamanannya jauh lebih tinggi dibandingkan RFID tag biasa.

Ultra High Frequency (UHF)

UHF berada pada range 300MHz-3GHz, tetapi untuk system RFID biasanya menggunakan frekuensi 865MHz-960MHz. Beberapa pengecualian untuk RFID penggunaan khusus mempunyai frekuensi di titik 433MHz dan 2.45GHz.

Pada UHF juga sudah tidak menggunakan cara magnet coupling untuk modulasi sinyal melainkan menggunakan teknologi backscatter, sebagaimana yang telah di tuliskan dalam GS1 EPCglobal UHF Class 1 Gen 2 (ISO-18000-6C standard).

  • Frekuensi Ultra Tinggi / Ultra High Frequency (UHF)
    • Rentang Frekuensi Umum: 300 – 3000 MHz
    • Rentang Frekuensi Utama: 433 MHz, 860 – 960 MHz
    • Ada tiga jenis RFID dalam rentang Frekuensi Ultra Tinggi: RFID Aktif, RFID Semi Aktif, dan RFID Pasif.

UHF Aktif

RFID UHF Aktif tidak bergantung pada backscatter melainkan pada setiap tag ada baterai. Baterai ini lah yang membuat tag aktif selalu memiliki daya dan tidak perlu menunggu sinyal dari RFID reader. Pada tag aktif, tag akan proaktif memancarkan sinyal setiap interval waktu yang sudah ditentukan, sehingga ketika ia masuk dalam jarak baca RFID reader akan langsung tertangkap.

Tag aktif mempunyai jarak baca yang sangat panjang tag aktif bisa di baca dengan jarak lebih dari 100m. Baterai yang ada di dalam tag tesebut mempunyai daya yang jauh lebih kuat sehingga sinyal yang di pancarkan juga bisa menembus metal dan air. Beberapa tag aktif juga diperuntukan untuk penggunaan outdoor sehingga dibuat tahan panas, tahan air/basah, dan masih bisa meskipun terkubur. Tag ini memiliki jangka waktu 3-5 tahun untuk di gunakan.

Aplikasi tag UHF aktif

Tag aktif biasanya diaplikasikan untuk industry besar dan outdoor seperti minyak dan gas, kendaraan bermotor, kereta, kargo logistik, dan lain-lain.

UHF Pasif

RFID UHF pasif digunakan dalam banyak bidang seperti tooltracking, asset tracking, smart store(di Indonesia seperti smart store JD.ID), lomba lari, laundry management dan masih banyak lagi. Pengaplikasiannya jauh lebih di senangi karena mempunyai jarak baca yang cukup panjang dan harga tagnya yang lebih murah.

Reference

  1.  Automatic Identification and Data Collection (AIDC) Archived May 5, 2016, at the Wayback Machine
  2. K. M. Masum, F. Bhuiyan, dan M. A. K. Azad, “Impact of Radio Frequency Identification (RFID) Technology on Supply Chain Efficiency: An Extensive Study,” Global Journal of Researches in Engineering (GJRE), Vol 12, Issue 4, 2013.
  3. N. Nambiar, “RFID Technology: A Review of its Applications,” in Proc. of the World Congress on Engineering and Computer Science (WCECS), Vol. II, 20-22 October 2009.
  4. Admin, “Ini Dia Pengertian dan Cara Kerja RFID Tag”, Noah Arkindo, 9 April 2020. [Online]. Tersedia: http://www.noah-arkindo.com/blog/ detail/ini-dia-pengertian-dan-cara-kerja-rfid-tag [Diakses pada 23 November 2020].
  5. Admin, “UHF RFID Tag (Set Of 5)”, Antratek. [Online]. Tersedia: https://www.antratek.com/uhf-rfid-tag-set-of-5 [Diakses pada 23 November 2020].
  6. Parkash, T. Kundu, dan P. Kaur, “The Rfid Technology and Its Applications: A Review,” International Journal of Electronics, Communication & Instrumentation Engineering Research and Development (IJECIERD), Vol. 2, Issue 3, Hal. 109-120, September 2012.
  7. Vaniotis, “Everything you need to know about RFID technology,” Labtag, 21 Juni 2018. [Online]. Tersedia: https://blog.labtag.com/everything-you-need-to-know-about-rfid-technology/ [Diakses pada 23 November 2020].
  8. A. Shemshadi, dan M. Sheng, “RFID Systems and Applications,” MDPI. [Online]. Tersedia: https://www.mdpi.com/journal/electronics/special_issues/RFID [Diakses pada 22 November 2020].
  9. K. Yusof, dan M. Y. Saman. “The Adoption and Implementation of RFID: A Literature Survey,” Library and Information Science Research Electronic Journal (LIBRES), Vol. 26, Issue 1, Hal. 31-52, 2016. Redaksi, “Bagaimana RFID Berhasil Tingkatkan Layanan Rumah Sakit,” Shift